Kreasi Senam Pelajar Pancasila
Jumat, 21 Agustus 2015
Senin, 17 Agustus 2015
Upacara Bendera Peringatan Hari Ulang Tahun ke-70 Republik Indonesia Kecamatan Patean
Gegap gempita hampir terasa di seluruh negeri ini, ya.. 70 tahun Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini merdeka. Mulai dari kota sampai ke pelosok tanah air, semua merayakannya dengan berbagai kegiatan. Ada perlombaan, pentas seni dan tentu Upacara Bendera yang sudah menjadi tradisi.
![]() |
Foto di Desa Plososari Patean Kendal |
![]() |
Foto Depan Balai Desa Plososari Patean Kendal |
Demikian pula di Wilayah Kecamatan Patean, Kabupaten Kendal juga dilaksanakan upacara bendera. Upacara dilaksanakan di lapangan belakangan kecamatan Patean, diikuti oleh segenap pelajar dari SD, SMP/MTs, SMK/SMA di wilayah Kecamatan Patean. Selain itu juga diikuti oleh ormas, tokoh masyarakat, pemuda dan para perangkat desa dan PNS.
![]() |
Peserta upacara tingkat SMA/SMK dan SMP |
![]() |
Peserta upacara tingkat SMK/SMA |
![]() |
Pasukan Paskibra setelah mengibarkan bendera. |
Ada yang berbeda dalam upacara tahun ini, dalam peringatan HUT RI ke 70 ini, sebelum upacara dimulai, dipentaskan sebuah drama musikal secara kolosal oleh siswa-siswi SMK, yaitu dari SMK Adhi Yudya Karya Patean.
![]() |
Tim pentas drama musikal SMK Adhi Yudya Karya Patean setelah selesai pentas |
![]() |
Para pemanin drama musikal |
Drama musikal ini menggambarkan perjuangan para pejuang melawan penjajah di masa lalu. Sungguh sebuah sajian pentas yang sangat apik dan ditata dengan baik oleh para pembimbing, sehingga menjadi tontonan yang menarik dan menambah semangat para peserta upacara unatuk mengikuti upacara HUT RI ke 70.
![]() |
Para pemanin drama musikal |
![]() |
Para pemanin drama musikal |
Merdeka!
Sabtu, 15 Agustus 2015
Jadikan Sekolah Kita Menyenangkan
Menyambut 70 Tahun Indonesia Merdeka, seiring dengan tahun pelajaran baru ini, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, mengajak kepada seluruh sekolah di tanah air untuk menjadikan sekolah menyenangkan. Tentu bukan tanpa alasan, jika sekolah itu menyenangkan, akan memberi dampak positif bagi proses pembelajaran yang bisa meningkatkan prestasi belajar siswa.
Oleh karena itu, mari "Jadikan Sekolah Menyenangkan" dengan terus berkreasi dan berinovasi dalam pembelajaran untuk meraih prestasi terbaik.
Tetap Semangat!
Rabu, 12 Agustus 2015
Rapat Anggota Komite SD Negeri 2 Plososari Tahun Pelajaran 2015/2016
Dari kiri; Kepala SDN 2 Plososari, Ibu Siti Aliyah, Ketua Komite; Bapak Samidi, Pengawas PAI; Bapak M.Manijo, Guru PAI; Bapak H.Ahmadi dan pengurus Komite lainnya. |
Hari Rabu tanggal 6 Agustus 2015, dilaksanakan rapat anggota komite SDN 2 Plososari UPTD Pendidikan Kecamatan Patean Kabupaten Kendal Propinsi Jawa Tengah. Rapat anggota komite dihadiri oleh semua wali siswa kelas I sampai dengan kelas 6, dewan guru dan karyawan SDN 2 Plososari, pengurus Komite SDN 2 Plososari dan juga di hadiri oleh Kepala UPTD Pendidikan Kecamatan Patean yang di wakili oleh bapak M. Manijo selaku pengawas PAI Kecamatan Patean.
Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya |
Sebelum acara dimulai, rapat ini di dahului dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya yang di pimpin oleh Ibu Sabar Sumiarti, S.Pd.Or (Guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Olah Raga SDN 2 Plososari)
Menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya di pimpin ibu Sabar Sumiarti |
Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh bapak Haji Ahmadi selaku guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pembacaan doa, dipimpin oleh Bapak H. Ahmadi |
Peserta rapat komite, kebanyakan dihadiri ibu-ibu wali siswa |
Setelah acara doa, di lanjutkan dengan prakata panitia penyelenggara yang di sampaikan oleh pakan Syaifudin, S.Pd.SD yang juga merupakan guru kelas VI.
Prakata penyelenggara, bapak Syaifudin |
Segenap pengurus komite juga hadir, dalam kesempatan itu rapat anggota komite SDN 2 Plososari selanjutnya di pimpin oleh ketua Komite, yaitu bapak Samidi.
Rapat membahas program komite SDN 2 Plososari untuk tahun Pelajaran 2015/2016 dan menghasilkan kesepakatan-kesepakatan guna mewujudkan SDN 2 Plososari semakin maju dan terus berkembang.
Sabtu, 08 Agustus 2015
Peran Guru dalam Penumbuhan Budi Pekerti Siswa
Pencanangan penumbuhan budi pekerti siswa melalui kegiatan non kurikuler di sekolah oleh Mendikbud adalah sesuatu yang perlu mendapat apresiasi positif dari semua kalangan. Ini menunjukkan bahwa pihak pemerintah telah menyadari bahwa persoalan budi pekerti anaak bangsa telah mendekati titik nadir. Istilahnya pun telah ditingkatkan menjadi ‘penumbuhan’ bukan lagi sekadar ‘penanaman’. Pemilihan kata ‘penumbuhan’ mengandung nilai lebih, karena jelas diawali dengan ‘penanaman’ selanjutnya ‘penyiraman dan pemupukan’ dan barulah ‘proses tumbuh’, terakhir ‘pemeliharaan’.
Pada saat istilah ‘penanaman budi pekerti’ yang dipakai, maka yang menjadi sorotan utama adalah guru. Bagaimana guru menjalankan tugasnya dalam memberikan penanaman budi pekerti kepada siswanya, menjadi hal yang sangat prinsip. Padahal, yang menjadi inti dari kesadaran akan pentingnya budi pekerti tersebut adalah hasil yang tampak dari sikap dan prilaku siswa. Konsekuensinya banyak guru menjalankan tugas ini sebagai formalitas saja atau sekadar menggugurkan kewajiban.
Contoh penumbuhan budi pekerti siswa di sekolah melalui kegeiatan non kurikuler, yang dirilis Kemendibud sebenarnya hampir seluruhnya telah terlaksana di sekolah. Berdoa sebelum pelajaran dimulai, menyanyikan lagu nasional dan daerah, upacara bendera pada hari Senin, senam pagi, piket kebersihan kelas, membuang sampah pada tempatnya, dan lainnya adalah semua aktivitas yang sudah terlaksana di sekolah. Jadi, apa yang baru dengan aktivitas penumbuhan budi pekerti siswa yang dicanangkan bersamaan dengan masuknya tahun pelajaran 2015/2016 ini? Semua aktivitas yang dicontohkan tak ada yang baru. Esensi dan filosofi istilah ‘penumbuhan’, itulah yang baru!
Banyak hal yang harus menjadi perhatian sekolah khususnya guru dalam melaksanakan program ini. Namun yang paling utama adalah seperti penjelasan di awal tulisan ini berkenaan perbedaan esensi kata ‘penumbuhan’. Guru dituntut untuk tidak menjadikan tugas mulia ini sekadar formalitas belaka, tetapi menjadikannya sebagai amanah dan kewajban dalam memperbaiki budi pekerti anak bangsa. Oleh karena itu, aplikasi dari budi pekerti siswa harus menjadi hal utama dalam keseluruhan tugas penumbuhan budi pekerti tersebut. Pertanyaannya kemudian adalah: bagaimana keyakinan terhadap tumbuhnya budi pekerti siswa akan terwujud? Keteladanan, jawabannya.
Keteladanan dari guru adalah segalanya. Semua guru mungkin sukses menanamkan budi pekerti kepada siswanya, apalagi hanya sekadar teori dan retorika belaka. Tetapi banyak guru yang kesulitan dalam menumbuhkan budi pekerti kepada anak didiknya, disebabkan kurangnya keteladanan. Meminta siswa tepat waktu sedangkan gurunya sering terlambat, melarang merokok sementara gurunya “ahli hisap”, harus tertib dalam upacara tetapi sang guru asyik ngobrol, dan contoh sejenis lainnya yang jika benar tentu saja tak bisa diharapkan budi pekerti siswa akan tumbuh. Oleh karena itu, sejatinya budi pekerti harus tumbuh terlebih dahulu dari guru. Dapat juga sebenarnya menjadikan tugas penumbuhan budi pekerti ini, menjadi momen yang tepat untuk guru introspeksi budi pekerti pribadi.
*)Ditulis dan dikirim oleh MUH. SYUKUR SALMAN, Guru SD 71 Parepare.
Pada saat istilah ‘penanaman budi pekerti’ yang dipakai, maka yang menjadi sorotan utama adalah guru. Bagaimana guru menjalankan tugasnya dalam memberikan penanaman budi pekerti kepada siswanya, menjadi hal yang sangat prinsip. Padahal, yang menjadi inti dari kesadaran akan pentingnya budi pekerti tersebut adalah hasil yang tampak dari sikap dan prilaku siswa. Konsekuensinya banyak guru menjalankan tugas ini sebagai formalitas saja atau sekadar menggugurkan kewajiban.
Contoh penumbuhan budi pekerti siswa di sekolah melalui kegeiatan non kurikuler, yang dirilis Kemendibud sebenarnya hampir seluruhnya telah terlaksana di sekolah. Berdoa sebelum pelajaran dimulai, menyanyikan lagu nasional dan daerah, upacara bendera pada hari Senin, senam pagi, piket kebersihan kelas, membuang sampah pada tempatnya, dan lainnya adalah semua aktivitas yang sudah terlaksana di sekolah. Jadi, apa yang baru dengan aktivitas penumbuhan budi pekerti siswa yang dicanangkan bersamaan dengan masuknya tahun pelajaran 2015/2016 ini? Semua aktivitas yang dicontohkan tak ada yang baru. Esensi dan filosofi istilah ‘penumbuhan’, itulah yang baru!
Banyak hal yang harus menjadi perhatian sekolah khususnya guru dalam melaksanakan program ini. Namun yang paling utama adalah seperti penjelasan di awal tulisan ini berkenaan perbedaan esensi kata ‘penumbuhan’. Guru dituntut untuk tidak menjadikan tugas mulia ini sekadar formalitas belaka, tetapi menjadikannya sebagai amanah dan kewajban dalam memperbaiki budi pekerti anak bangsa. Oleh karena itu, aplikasi dari budi pekerti siswa harus menjadi hal utama dalam keseluruhan tugas penumbuhan budi pekerti tersebut. Pertanyaannya kemudian adalah: bagaimana keyakinan terhadap tumbuhnya budi pekerti siswa akan terwujud? Keteladanan, jawabannya.
Keteladanan dari guru adalah segalanya. Semua guru mungkin sukses menanamkan budi pekerti kepada siswanya, apalagi hanya sekadar teori dan retorika belaka. Tetapi banyak guru yang kesulitan dalam menumbuhkan budi pekerti kepada anak didiknya, disebabkan kurangnya keteladanan. Meminta siswa tepat waktu sedangkan gurunya sering terlambat, melarang merokok sementara gurunya “ahli hisap”, harus tertib dalam upacara tetapi sang guru asyik ngobrol, dan contoh sejenis lainnya yang jika benar tentu saja tak bisa diharapkan budi pekerti siswa akan tumbuh. Oleh karena itu, sejatinya budi pekerti harus tumbuh terlebih dahulu dari guru. Dapat juga sebenarnya menjadikan tugas penumbuhan budi pekerti ini, menjadi momen yang tepat untuk guru introspeksi budi pekerti pribadi.
*)Ditulis dan dikirim oleh MUH. SYUKUR SALMAN, Guru SD 71 Parepare.
[SekolahDasar.Net | 04/08/2015]
Sumber: Sekolah Dasar.net
Sumber: Sekolah Dasar.net
Rabu, 05 Agustus 2015
Manual Aplikasi Pendataan Tahun 2015 Dapodikdas 4.0.0
Apa kabar rekan-rekan operator? Buat anda yang membutuhkan Manual Aplikaso pendataan tahun 2015, silahkan bisa Download disini.
Semoga bermanfaat.
Upacara Bendera Hari Senin 3 Agustus 2015
Merupakan kegiatan rutin dan menjadi pembiasaaan, setiap hari Senin dilaksanakan upacara bendera, demikian juga pada hari Senin, 3 Agustus 2015 juga dilaksanakan upacara bendera
Upacara bendera kali ini sebagai petugas upacara adalah siswa-siswi kelas VI, dengan pembina upacara bapak Syaifudin, S.Pd.SD yang juga merupakan guru Kelas VI.
Peserta upacara adalah semua siswa-siswi SDN 2 Plososari mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI. beserta guru SDN 2 Plososari
Upacara dimulai pada pukul 07.15 wib sampai dengan pukul 07.45 wib. Tujuan dari pelaksanaan upacara ini tentu untuk menanamkan disiplin dan rasa nasionalisme bagi siswa - siswi SDN 2 Plososari.
Langganan:
Postingan (Atom)